Friday, 30 November 2018

Prodi Matematika Kunjungi Situs Sejarah dan Cagar Budaya Aceh


Dimulai sejak tahun 2016, Prodi Matematika melalui mata kuliah etnomatematika mengadakan kuliah lapangan untuk belajar sejarah dan budaya Aceh. Kegiatan kuliah lapangan ini berlangsung setiap dua tahun sekali dan pada tahun ini diselenggarakan pada tanggal 24 Oktober 2018. Di dampingi langsung oleh Dr. Salmawaty dan Syarifah Meurah Yuni, M.Si., mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok ditugaskan untuk mengamati hal-hal apa saja yang ada dalam sejarah dan kebudayaan Aceh khususnya di Museum-museum Aceh yang memiliki keterkaitan dengan etnomatematika.

Beberapa tempat yang dikunjungi yakni Museum Aceh, Pedir Museum, Pantai Cermin dan Makam Syiah Kuala. Hal-hal yang dapat dipelajari dari kunjungan tersebut diantaranya:

Koleksi Musem Aceh terdapat begitu banyak peninggalan-peninggalan kebudayaan Aceh yang erat kaitannya dengan matematika seperti bentuk pola Rumoh Aceh yakni tulak angen yang berbentuk segitiga, bentuk pola tiang-tiang utama (tameh) yang berbentuk tabung dan jumlah tamehnya, roda geurubak yang berbentuk lingkaran.

Pedir Museum merupakan museum swasta yang didirikan pada tahun 2014 oleh Masykur beserta Mapesa (Masyarakat Peduli Sejarah Aceh), yang mengkhususkan diri pada koleksi manuskrip Aceh kuno. Mapesa sendiri didirikan pada tahun 2012 yang tugasnya mengkaji dan meneliti arkeologi aceh. Pedir museum merupakan museum swasta yang pusatnnya terletak di pidie. Sedangkan salah satu cabangnya terletak di Punge, Banda Aceh. Pedir museum memiliki koleksi sejarah kurang lebih sebanyak 2700 koleksi yang dikumpulkan selama 4 tahun dengan cara terjun ke masyarakat. Koleksinya meliputi mata uang kuno, prasasti masa kerajaan Aceh, alat-alat perang dan koleksi lainnya yang asalnya dari berbagai negara.

Cerita sejarah yang disampaikan langsung oleh pakar sejarah Aceh yaitu bapak Muammar, M.Pd., tentang agresi militer Belanda dalam penyerangan ke kerajaan Aceh melalui sekitaran Pantai Cermin. Atas dasar hal itu pula Pantai Cermin dipilih sebagai salah satu tempat kuliah lapangan. Kemudian dilanjutkan makan siang bersama.

Berziarah ke makan Syekh Abdurrauf as-Singkili atau yang lebih dikenal sebagai Teungku Syiah Kuala. Nama tersebut juga diabadikan menjadi nama Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) tempat dimana Prodi Matematika bernaung.

#BERITA